Jurnal Zona 7 Hari 1 Pendidikan Seksualitas #BundaSayang

 


Ceritaku selama ini menjalankan peran sebagai perempuan/istri keterkaitannya dengan fitrah ke-bundaan

Sebenarnya masih bingung harus membahas ini dari mana, karena masih belum komplit membaca materi yang dibagikan.

Aku akan mencoba membahas mengenai pendidikan seksualitas dari pengalaman diri sendiri sewaktu kecil dan observasi beberapa keluarga terdekat.

Dari pengalamanku sendiri, pada waktu itu penjelasan fitrah seksualitas secara biologis hanya didapatkan dari sekolah. Yang mana juga tidak terlalu detail. Bahkan aku baru paham proses terjadinya pembuahan dengan melakukan hubungan suami istri pada saat masa kuliah (helloooo, pantes kayanya ga jadi masuk kedokteran wwkwkw). Penjelasan mengenai perubahan bentuk fisik secara biologis juga tidak kudapatkan di rumah. Yang aku tahu hanyalah “Kamu sudah menstruasi, maka artinya kamu sudah dewasa” Namun tidak diikuti dengan penjelasan konsekuensi yang mengikuti di belakangnya, seperti kewajiban solat dan puasa, termasuk pentingnya menjaga diri sebagai perempuan.

Termasuk dengan penyesuaian gaya berpakaian, sejak kecil jarang dipakaikan pakaian feminin seperti rok atau dengan warna kalem ala cewe-cewe, aksesoris rambut dan juga mainan boneka. Kebanyakan pakaianku pada saat itu adalah kaos (kaos laki-laki bahkan) dan celana jeans. Sungguh sangat tidak mencerminkan kecentilan sama sekali.

Begitupun proses pendidikan seksualitas di rumah hanya dilakukan oleh ibu. Ayah, sejauh yang kupahami pada saat itu hanya berperan pada saat pengambilan keputusan besar dan kurang terlibat dalam aktivitas harian.


Hal yang ingin aku tingkatkan

Keterampilan berbusana baru aku pahami saat masa kuliah. Tentunya setelah melihat contoh kawan-kawan sekitar. Apalagi karena sudah menggunakan hijab, sedikit demi sedikit mulai membiasakan menggunakan rok (sebenarnya karena susah sekali menemukan celana ukuranku yang mungil). Berlanjut ke masa kerja, masih agak kurang bisa dandan istilahnya. Kalau kata paksu, “Ga bisa mbrai” Tidak bisa memantaskan diri sendiri dengan berpakaian yang layak. Tapi makin kesini, kuakui sudah mulai bisa berubah perlahan. Dipikir-pikir mungkin baru 5 tahun belakangan ini. Ini masalah penampilan. Jadi, aku ingin lebih bisa merawat penampilan, bukan hanya untuk diri sendiri dan suami, tapi juga sebagai pertanggungjawaban untuk merawat nikmat yang telah Allah berikan.


Hal yang ingin aku perbaiki

Aku ingin meningkatkan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi perempuan dan bagaimana cara menjaganya. Jujur baru mendalami hal ini 2 tahun terakhir, dan merasa bahwa selama ini perempuan hanya diberi tahu kalau nanti kalian bakal menikah, hamil dan melahirkan. Titik. Padahaaal di balik itu, ada banyaaak hal yang harus dipelajari. Berilmu sebelum beramal. Berikhtiar semoga bisa menjalankan peran sebagai ibu dengan berilmu terlebih dahulu. Bahkan ga hanya sebagai ibu, minimal sebagai perempuan yang sadar akan nikmat kesehatan dan berusaha untuk menjaganya. Oh iya, selain itu aku juga ingin memperbaiki pola komunikasi dengan suami, belajar untuk mengambil sudut laki-laki agar dapat memahami pemikiran suami.  


Day 1 done.

Cheers.

Comments

Popular Posts