Pengalaman Bekam dan Akupuntur

 


Dalam perjalananku berikhtiar menjemput kedatangan sang buah hati, selain dengan upaya medis, aku memutuskan untuk mencoba pengobatan alternatif. Sebenarnya definisi alternatif di sini mungkin bukan yang gimana-gimana juga. Aku memilih mencoba berbekam dan melakukan terapi akupuntur.

Bekam bukan sesuatu yang baru bagiku. Pertama kali aku mencoba berbekam saat masih bekerja di Jakarta. Atas saran seorang kawan di kamar sebelah, aku mencoba berbekam di sebuah lokasi yang tidak jauh dari tempat kos kami. Sayangnya baru 2 kali datang sepertinya, kemudian tempat belam itu tutup. Pada saat itu juga ternyata ketika menikah, pak RT kurang berkenan dengan tampilan punggung hasil bekam yang aduhai.

Saat kami mudik ke Jombang, alhamdulillah ternyata ada tempat bekam di kota. Pak RT yang pertama kali mencoba berbekam harus dihantam dengan pengalaman tidak nyaman saat berbekam. Tidak hanya dibekam di titik utama di punggung, tapi juga dibekam di bagian betis. Akibatnya beliau tidak mau lagi bekam. Hahaha.

Saat pindah ke Balikpapan, kami mulai intens lagi dengan promil, maka aku coba mencari tempat berbekam dan akupuntur. Kalau tidak salah kami mulai akupuntur di pertengaha tahun 2023. Meski apda akhirnya baru sebulan terapi, aku harus berhenti akupuntur karena sedang berobat secara medis. Maka yang lanjut hanya pak RT saja. Kemudian aku mencoba mencari tempat berbekam. Alhamdulillah berjumpa dengan Rumah Sehat Dompet Dhuafa di Ruhui Rahayu.

Pak RT ternyata lebih nyaman untuk berbekam daripada akupuntur. Maka semenjak itu beliau hanya mau diajak berbekam meski harus ditemani. Hingga suatu ketika sekitar bulan ke-4 berbekam, karena merasa kondisi badan sedang sakit, beliau sendiri yang berinisiatif untuk pergi bekam. Hamdalah ya tanpa perlu disuruh lagi karena sudah merasakan manfaatnya. Tapi kalau dari perbandingan beliau, memang teknik bekam cukup berpengaruh terhadap kenyamanan saat proses bekam.

Biasanya kami berbekam setiap bulan, tanggalnya bebas, asalkan tidak sedang haid untuk perempuan. Kami belum bisa menjalankan sunnah berbekam di tanggal tertentu, jadi yang penting masih menyempatkan bekam. Biayanya Rp 125.000 untuk sekali bekam. Sebelum bekam, kita akan melalui pengecekan tensi dan diminta untuk menunjukkan kondisi lidah. Dari situ, tenaga kesehatan yang memeriksa akan menentukan titik mana saja yang perlu dibekam.

Proses bekam memakan waktu sekitar 30-45 menit. Di akhir sesi, kita akan diberikan minuman jahe hangat. Setelah bekam dilarang mandi selama 3 jam ke depan. Biasanya nih, setelah bekam badan rasanya segar dan enak untuk dibuat tidur. Jadi buat yang ingin mencoba bekam, bisa dicoba di hari libur ya! Oh ya, setelah bekam juga tidak disarankan melakukan pekerjaan berat dan berhubungan seksual.

Dalam proses terapi akupuntur, pemeriksaan awal yang dilakukan juga sama seperti bekam. Akan ada pengecekan tensi dan kondisi lidah. Tujuannya untuk menentukan titik akupuntur. Untuk promil, biasanya ada titik di bagian mata kaki, betis, paha, tangan dan juga perut bagian bawah. Terkadang ada juga beberapa titik di bagian punggung. Untuk satu sisi badan membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Totak 40 menit jika kedua sisi diterapi. Umumnya pada saat terapi, titik-titik akupuntur akan dialiri arus listrik, namun terkadang tidak juga. Meski tidak dialiri listrik, jangan tanya rasanya. Tetap sengkring-sengkring cekit-cekit. Sampai saat ini meski sudah hampir satu tahun terapi akupuntur, rasanya masih deg-degan saat jarum hendak ditusuk ke badan.

Buat teman-teman yang butuh referensi tempat akupuntur di Balikpapan, bisa ke Klinik Rissa di jalan Beller. Adminnya ramah dan sigap. Tinggal kita daftar secara rutin agar bisa dapat jadwal akupuntur. Untuk kota lain, sepertinya sudah banyak juga klinik akupuntur yang bisa menangani promil.

Kalau ditanya kenapa sih sampai repot-repot mau mencoba berikhtiar lewat bekam dan akupuntur? Kenapa tidak lewat medis saja yang sudah jelas hasilnya? Kita tidak tahu seberapa kencang ikhtiar seseorang karena sudah melalui banyak hal, termasuk ikhtiar medis pun sudah aku jalani selama setahun terakhir. Satu kata. Minum obat itu capek guys. Kita juga tidak tahu rejeki punya anak akan datang kapan. Yang penting kita sudah memperbesar ikhtiar kita.

Sudah bukan jadi rahasia umum juga ada yang rutin bekam dan akupuntur kemudian bisa hamil. Bahka terapi akupuntur saat ini dijadikan terapi sampingan bagi para pejuang dua garis yang melakukan proses reproduksi berbantu baik inseminasi dan IVF. Selain itu banyak pasien stroke yang juga bisa berjalan dan berbicara lagi setelah terapi akupuntur.

Percaya atau tidak, bahkan aku bisa menikmati sesi akupuntur sampai tertidur, lho! Rasanya badan jadi rileks dan utamanya cukup membantu rasa nyeri yang muncul ketika haid. Jadi selama itu baik dan bisa diusahakan, kenapa tidak? Kamu sudah pernah coba bekam atau akupuntur belum?


Cheers.

Comments

Popular Posts