BELAJAR MENJADI IBU PROFESIONAL
Postingan sebelumnya saya sudah pernah menuliskan tentang
kelas online (KOL) yang saya ikuti saat ini. Bayangkan saja, 3 KOL saya ikuti
saat ini (biasa aja deh buk, salah sendiri kalap wkwkwk).
Alhamdulillah KOL Bengkel Diri masih ada 3 kali pertemuan
lagi (padahal PR nya masih ada 1 yang belum dikerjakan. Ups.
Kali ini saya ingin membahas KOL lain yang saya ikuti yaitu
Institut Ibu Profesional (IIP). Bagi para emak-emak masa kini mungkin sudah
familiar dengan komunitas IIP. Foundernya adalah Ibu Septi Peni Wulandani dan
suaminya, Bapak Dodik Mariyanto. Yang ingin kisah lengkapnya bisa baca di sini, sini, sini, sini
ya.
Saya mengetahui sosok Ibu Septi ketika saya mengikuti seminar
pra nikah di area Thamrin. Wow, seminar pra nikah? Yes, sangat betul sekali!
Saya mengikuti acara tersebut di saat gembar-gembor nikah muda belum intens
seperti saat ini. Tepatnya sekitar tahun 2014. Ketika usia saya masih … (tak perlulah
saya tuliskan di sini demi kemaslahatan umat).
Saya yang pada waktu itu masih
muda belia namun ingin segera menikah ternyata dipertemukan dengan Ibu Septi
yang di kala itu tidak banyak memaparkan mengenai IIP (atau kah saya yang lupa yah
aha). Ibu Septi lebih banyak memaparkan mengenai visi misi keluarganya dan
menunjukkan anak-anaknya yang pada saat itu memang masih sangat belia. Yang
terpikir dalam benak saya pada waktu hanya “Bener ga sih apa yang diucapkan
oleh Ibu Septi?” Ya iyalah otak gadis muda macam saya belum bisa mencerna
hal-hal seperti itu. Namun saya sangat kagum pada apa yang menjadi visi dan
misi keluarga Ibu Septi. Semacam jatuh cinta pada pandangan pertama gitu.
![]() |
Foto Ibu Septi dan keluarga. Nyomot dari IG Pak Dodik |
Berlanjut beberapa tahun kemudian saya masih mengikuti kabar
mengenai IIP. Tertarik untuk bergabung dengan kelasnya namun masih maju mundur
mengingat materinya menurut saya lebih cocok untuk yang sudah menikah. Nanti
dulu lah, pikir saya. *padahal ada siswa termuda berusia 14 *padahal banyak yang belum menikah tapi ikut *padahal anak Ibu Septi yang sudah menikah pun sudah lulus matrikulasi. Dasar kau beralasan tak berfaedah Marimar!
Niatan saya tersebut sepertinya menjadikan semesta mendukung. Sok puitis ya. Tidak lama kemudian saya menikah dan ternyata adik ipar saya sangat aktif dalam komunitas IIP. Ditambah lagi beliau memang fokus menjadi ibu rumah tangga untuk mendidik anaknya. Satu lagi bukti nyata dari apa yang disampaikan Ibu Septi beberapa tahun silam dan saya bisa menyaksikan sendiri dari dekat.
*langsung merasa apalah pencapaian diri ini dibanding orang-orang seperti itu. Kehidupan setelah menikah ternyata tidak seindah drama Korea sayang. Ada banyak tanggung jawab baru yang muncul setelahnya. Dan saya menjadi saksi hidup yang melihat dari awal bagaimana adik ipar saya dan Ibu Septi berjuang untuk menjadi seorang Ibu Profesional. Sekarang pun saya bisa melihat anak-anak Ibu Septi sudah menjadi manusia dewasa dengan sejuta prestasi. Bahkan Ibu Septi baru saja terpilih menjadi perwakilan dalam acara Facebook Community Leadership Program di Amerika Serikat pada tahun 2018.
Niatan saya tersebut sepertinya menjadikan semesta mendukung. Sok puitis ya. Tidak lama kemudian saya menikah dan ternyata adik ipar saya sangat aktif dalam komunitas IIP. Ditambah lagi beliau memang fokus menjadi ibu rumah tangga untuk mendidik anaknya. Satu lagi bukti nyata dari apa yang disampaikan Ibu Septi beberapa tahun silam dan saya bisa menyaksikan sendiri dari dekat.
*langsung merasa apalah pencapaian diri ini dibanding orang-orang seperti itu. Kehidupan setelah menikah ternyata tidak seindah drama Korea sayang. Ada banyak tanggung jawab baru yang muncul setelahnya. Dan saya menjadi saksi hidup yang melihat dari awal bagaimana adik ipar saya dan Ibu Septi berjuang untuk menjadi seorang Ibu Profesional. Sekarang pun saya bisa melihat anak-anak Ibu Septi sudah menjadi manusia dewasa dengan sejuta prestasi. Bahkan Ibu Septi baru saja terpilih menjadi perwakilan dalam acara Facebook Community Leadership Program di Amerika Serikat pada tahun 2018.
Ah, jadilah saya terpikir. Inilah
orang-orang dengan skill yang tidak bisa didapatkan melalui sekolah biasa. Yang
ingin kepo dengan beliau sekeluarga bisa intip akun Instagram mereka ya mulai
dari Ibu @septi.peni, Bapak @dodikmariyanto, @eneskusuma, @arakusuma, @elanjm.
Ibu Septi dan suaminya juga sering mengadakan seminar bertema Strategic Family
Planning. Duh, semoga diberikan kesempatan bisa mereguk ilmu dari beliau suatu
saat.
![]() |
Seminar oleh Ibu Septi dan Pak Dodik |
Oke, balik lagi ke KOL IIP. Dalam IIP sendiri ada beberapa
tahapan kelas yang harus ditempuh. Mulai dari Matrikulasi selama sekitar 3
bulan. Diikuti dengan Program Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif,
Bunda Shaleha yang semuanya membutuhkan waktu sekitar 4 tahun. Waduh, lama juga
ya *buru-buru ambil langkah mundur*
Mengutip pernyataan dari fasilitator kelas IIP saya, bunda
Yeni : Ibu Septi berpikir, mengapa para wanita tidak begitu serius untuk
membekali diri sebagai seorang ibu profesional. "Orang mau menjadi dokter
ada sekolahnya, mau menjadi seorang akuntan juga ada sekolahnya. Yang membuat
saya heran waktu itu, mengapa tidak ada sekolah untuk para ibu yang akan
menjalankan profesi utamanya di dunia sebagai pendidik anak dan pengelola
keluarga?" Ibu melihat, seakan semua hal yang akan dilalui oleh wanita
hanya dibiarkan berjalan taken for granted saja, bahwa semua perempuan pasti
akan jadi istri dan jadi ibu dengan sendirinya. Wanita menganggap suatu fase
menjadi ibu dalam kehidupannya hanya sebatas peristiwa alami yang tidak perlu
dipersiapkan. Sehingga, yang terjadi itu banyak perempuan yang tidak siap
mengelola keluarganya dengan baik saat menjadi istri, tidak mampu menjadi ibu
yang baik saat memiliki anak.
Duh.
Duh.
Duh.
Saya.
Merasa.
Tertohok.
Dan ternyata setelah berhasil mendaftar menjadi peserta di
kelas Matrikulasi IIP Batch 7 semakin menyadarkan pemahaman saya. Ilmu untuk
menjadi seorang ibu itu banyak dan tidak mudah. Huft. Bukan seperti matematika
yang mana 1 + 1 = 2 dan sudah pasti benar. Yayaya, oke mari kita mulai
perjalanan untuk menjadi seorang istri dan ibu yang baik *lagi bener nih haha
Berbeda dengan KOL Bengkel Diri, untuk Matrikulasi IIP
(MIIP) menganut metode seperti sekolah biasa meski online. Sudah ada jadwal
rutin per minggu yang diberikan. Diawali dengan stadium generale untuk
menyambut siswa baru. Setiap hari Selasa akan diberikan materi baru, diskusi
materi di hari Rabu, Camilan di hari Kamis, dan dikumpulkan pada Senin pagi.
Selain tugas kelas, diadakan sesi Seleb Of The Day (SOTD) yang berfungsi sebagai
ajang perkenalan antar siswa. Setiap tugas yang masuk nominasi terbaik akan diterbitkan
dalam bentuk E-bulletin pada minggu berikutnya. Dalam setiap sesi, pemilihan
ketua, koordinator minggu, notulis dan juga moderator dipilih oleh siswa
sendiri. Dari kita untuk kita juga gitu sistemnya.
Sejauh ini sudah 2 minggu saya menjalani kelas Matrikulasi
dan menurut saya tugas-tugas yang diberikan adalah cukup ‘lumayan’. Kenapa ‘lumayan’?
Karena pertanyaan yang diberikan bukanlah yang bisa dijawab sembarangan, harus
dipikir sungguh-sungguh dan jawabannya akan dapat dilakukan secara nyata *please
blame who loves theory so much haha
Sempat terpikir untuk mundur karena alasan ‘kok sepertinya
sulit?’ dan sejuta alasan lain karena keteledoran saya. Ups. Kemudian mengingat
betapa persaingan untuk mendaftar program ini cukup ketat *yang sudah pernah
ikut pasti tahu seperti apa. Ditambah lagi saya merasa “kalau tidak sekarang, kapan
lagi?”
Semoga saya bisa istiqomah. Semangat.
Ada kalimat yang selalu diucapkan pada siswa di setiap pemaparan
beliau, yang menurut saya sangat mengena di hati.
Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah
tahaoan-tahapan belajar yang bunda dan calon bunda rasakan selama mengikuti
program Pendidikan di ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan. Seperti pesan
pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya
kesungguhan menjadi seorang Ibu sebagai berikut: "Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam maka kamu akan keluar
dengan kesungguhan itu. Tidak ada hukum terbalik" - Dodik Mariyanto.
Salam Ibu Profesional
Cheers
Seru ya.. Jadi pingin ikutan tapi jadwal padat merayaaaap.. 🙈 , kebetulan saya bukan orang yang mudah berkonsentrasi (makanya butuh bullet journal 😂). Jadi kalo kebanyakan kegiataan, malah banyak terbengkalai dan gak sungguh-sungguh. Huhuhu...
ReplyDeleteAyoo..ikut aja mba, apalahi mba Evva sudah angat konsisten nge-blog, pasti yang kaya gini mah receh wkwkwk
Delete