REWRITE : BENGKEL DIRI, KELAS BLOGGING


Postingan kali ini dipersembahkan dalam rangka memenuhi tugas Bengkel Diri Level 2

Hasil jepretan di Sky Garden Singapura

Sebelumnya saya sudah pernah bercerita tentang Bengkel Diri di sini ya. Kali ini saya akan lebih banyak membahas behind the scene postingan (halah, postingan aja pakai BTS). Kalau BTS yang satu ini beda lagi ya hehe

Tidak terasa sebentar lagi kelas online (KOL) Bengkel Diri Level 2 ini akan segera berakhir. Tepatnya 18 Februari 2019 akan menjadi sesi terakhir (sementara saya masih belum mengerjakan tugas dari sesi 6 Februari 2019. Ulala. 

Bengkel Diri Level 2 materinya jauh lebih padat dari sebelumnya. Ditambah lagi banyak materi yang berhubungan dengan tulis-menulis. Fiuh. Menulis ya? Hmm. Menulis dalam bentuk postingan pada blog memang salah satu resolusi 2019 saya. Alhamdulillah dikabulkan oleh Allah dengan memotivasi saya melalui tugas Bengkel Diri (tetap mencoba berpikir positif hahahah).

Terhitung dari sesi Bersama Ibu Dwi Rahayuningsih, saya mendapat tugas mulai dari menulis fiksi, non fiksi hingga ternyata menjelang akhir kelas ada sesi Blogging dengan Ustadzah Nunung. Yes, semakin kau tidak ada alasan lagi untuk rutin menulis di blog. Hahahah.

Pada sesi tersebut, Ustadazah Nunung memberikan pemaparan tips dan trik dalam membuat blog. Beberapa tahapan yang sederhana tentu saja sudah saya lakukan – tentu saja, lha wong saya sudah bikin blogspot lebih dulu! Yes, 1 langkah lebih maju! Tetapi setelah membaca materi selanjutnya saya menjadi ternganga. Duh, masih jauh saya dari menjadi seorang blogger seutuhnya. Biarlah tidak mengapa. Artinya saya masih harus mengasah kemampuan saya dalam menulis.

Banyak materi dalam Bengkel Diri sebenarnya bisa menjadi bahan saya untuk menuliskan blog. Banyak. Banyak sekali. Hanya saja masih terbatas karena kemampuan menulis saya yang terbatas dan kemalasan juga waktu yang terbatas. Pokoknya materi Bengkel Diri sesi ini banyak mengingatkan saya kembali ketika saya mengikuti 30 days blog challenge (tuh, bisa kan sebenarnya posting rutin selama 30 hari! Diri ini saja yang malas… *kemudian mojok di pinggir tembok)

Beberapa masukan dari kawan saya ketika membaca blog saya

“The nama sounds fancy…” – komen senior yang dulu juga suka menulis

“Tulisanmu baguuuus “ – komen kawan akrab semasa kuliah yang juga suka menulis

“Mba, lucu blogmu, tapi…kurang foto ah” – komen kawan akrab yang senang fotografi

Yes, kuakui bahwa blog saya minim foto. Mau nyomot gambar orang, nanti dituduh mengambil tanpa ijin. Mau pakai hasil foto sendiri? Hmm. Saya belum sampai di level itu. Haha.

Kembali lagi ke topik Bengkel Diri (karena perintahnya posting tentang ini haha).

Mengikuti Bengkel Diri ini sebenarnya banyak memberikan efek positif bagi saya. Dimulai dari tugas amalan harian. Yang namanya manusia itu memang benar ya. Kalau tidak diawasi dan tidak berjamaah akan sulit untuk konsisten di jalan yang benar. Amalan harian yang diberikan aling tidak cukup membuat saya tergugah untuk merutinkan shalat Duha, dzikir pagi, tilawah Quran, berdakwah via medsos, menjaga ukhuwah, menonton streaming kajian dan ibadah sunah lainnya. Mungkin awalnya hanya karena agar tidak malu ketika setoran tugas. Tapi setelahnya menjadi terbiasa karena dalam hati terbersit “Dulu aja sempet kok, kenapa sekarang ga? Toh hanya perlu 5 menit untuk mendengarkan video pendek kajian”. Begitupun dengan dakwah via medsos. Saya hanya sekedar screencapture psotingan IG dakwah lainnya kemudian saya posting di IG story milik saya. Dalam hati berharap “Semoga yang baca ga akan nuduh saya riya dan sebagainya”. 

Lama tidak posting di IG story selama level 2, baru sekali sekitar seminggu yang lalu saya posting mengenai hadis hisab harta benda manusia di dunia (maksudnya sih menyindir diri sendiri ya). Tiba-tiba kawan saya berkata “Mak, sungguh mengena postinganmu yang kemarin itu. Langsung aku bersih-bersih rumah sambil periksa masih ada barang yang tidak terpakai. Baju-baju anak yang belum pernah dipakai juga langsung kupakaikan ke anak”. Allahu Akbar. Ternyata ini yang dinamakan hidayah bisa dating dari mana saja ya. Alhamdulillah.

Sama halnya mungkin dengan cara yang saya ambil dengan mengikuti Bengkel Diri ini. Mungkin efeknya belum terasa langsung. Belum langsung panas kalau kata orang. Tapi paling tidak, menurut saya. Ini adalah ikhtiar saya dalam hidup sebagai individu, sebagai seorang anak, seorang istri dan seorang calon ibu.



Cheers

Comments

Popular Posts