Jurnal Puasa Pekan 2 - Tahap Kepompong Bunda Cekatan
Pekan ini masih menjalankan puasa yang sama yaitu berpuasa untuk mengurangi screen time dan scrolling medsos IG. Melihat performa puasa pekan lalu yang masih kurang, membuatku mengevaluasi kembali parameter yang kugunakan. Yang awalnya kubatasi penggunaan HP maksimal di jam 7 malam, aku ubah menjadi jam 9 malam.
Pekan ini meski bocor halus di scrolling IG, aku sudah bisa konsisten menutup HP maksimal jam 9 malam (sebelumnya jam 7 memang masih terlalu awal bagiku). Apalagi pekan ini lagi giat-giatnya belajar persiapan ujian bulan Oktober. Mau tidak mau berusaha mengurangi main HP dan juga efek kuota data yang sedang menipis membuatku harus menggunakan kuota paksu hanya untuk submit jurnal dan mengerjakan tugas yang membutuhkan internet di malam hari. Jadinya waktu yang tersedia untuk menggunakan internet lebih terasa mindful.
Tapi sepertinya kondisi ini juga yang membuatku kebobolan membuka HP sebelum jam 7 pagi. Di mana karena paksu berangkat jam 7.15, maka ketika beliau sedang bersiap-siap, waktu tersebut kugunakan untuk mengakses internet lebih awal. Hiks. Dilema memang. Tapi sebenarnya meski badge pekan ini agak nganu (padahal pekan lalu juga belum ada yang excellent), overall screen time lebih menurun karena ketiadaan akses internet. Sayangnya kembali jebol ketika akhir pekan di mana paksu lebih banyak di rumah. Haha.
But for my small wins this week, persentase waktu yang aku gunakan untuk belajar rasanya cenderung lebih banyak dibandingkan pekan sebelumnya. Lha iya, waktu ujian juga sebentar lagi. Persis dengan periode tantangan 30 hari.
Pekan selanjutnya, aku masih ingin berpuasa di hal yang sama. Semoga bisa lebih konsisten lagi. Toh sebenarnya setelah melakukan puasa screen time dan medsos ini, aku jadi lebih mindful saat menghabiskan waktu beraktivitas di rumah.
Pagi hari ketika rasa ingin membuka HP muncul, segera kualihkan dengan mengaji atau melanjutkan menyiapkan sarapan. Kalau pun sudah selesai, aku lanjut ke teras untuk mengejar matahari pagi di ketinggian 7-10 derajat. Begitu pun sore hari kusempatkan memandang matahari tenggelam. Ceritanya sekalian praktek ilmu kesehatan holistik. Hasilnya cukup terasa di badan. Yang biasanya aku baru bisa tertidur di pukul 10 atau 11 malam, sekarang menuju jam 9 rasanya sudah mengantuk. Atau paling tidak karena sudah memutuskan tidak membuka HP di atas jam 9, maka kuputuskan untuk bersiap tidur.
Waktu malam yang biasanya kuhabiskan untuk belajar ujian pun sudah terfokuskan di pagi dan siang hari. Rasanya sudah mual untuk membuka buku lagi di malam hari. Kalau pun masih ingin belajar, yang kulakukan hanya memutar video audio untuk mendengarkan materi. Semoga puasa berikutnya, tantangan 30 hari dan persiapan belajar ujian serta ujian di bulan Oktober semuanya bisa berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang diharapkan. Aamiin.
Comments
Post a Comment