Karakter Moral Ibu Profesional #MATRIKULASI 10 INSTITUT IBU PROFESIONAL


Minggu ini, mahasiswi Institut Ibu Profesional Matrikulasi #10 mendapatkan materi mengenai Karakter Moral Ibu Profesional yang dibawakan oleh WI Hamidah Rina Wantiri dari IP Balikpapan Raya (horeeee…dari Balikpapan juga).

Materi kali ini adalah tentang Karakter Moral Ibu Profesional. Tercatat ada 5 karakter moral yang harus dimiliki oleh ibu profesional. Sadar tidak sadar, sebenarnya masing-masing dari kita bisa jadi sudah memiliki karakter tersebut. Mungkin yang membedakan adalah kesadaran dan konsistensi kita dalam mempertahankan karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari tanpa terkecuali.



Selanjutnya kami diminta melakukan refleksi karakter moral IP pada diri dan kehidupan dalam menjalankan peran sebagai perempuan maupun seorang ibu/istri. 

Never stop running, the mission alive

Tanpa disadari, sepanjang hidup saya sejak mulai sekolah, kuliah, lulus, bekerja dan menikah, sebenarnya sudah terbiasa dengan melakukan pembaruan terhadap misi hidup yang dimiliki. Tentunya dengan tetap berpegang pada visi kita sebagai mausia yang berperan sebagai khalifah di muka bumi. Pada saat sekolah ingin lulus dengan nilai baik, setelah lulus kuliah ingin mendapatkan pekerjaan yang nyaman, kemudian setelah bekerja pun juga masih punya misi lain yang ingin dipenuhi. Termasuk ketika sudah memutuskan memilih peran di ranah domestik, saya tetap berupaya memiliki misi yang sejalan dengan value keluarga, yang manfaatnya tidak hanya dirasa diri sendiri namun juga untuk suami dan anak. Visi yang dimiliki adlah sama , meski dengan misi yang berbeda karena menyesuaikan dengan peran masing-masing yang dimiliki (perempuan, istri atau ibu). Hampir setiap akhir tahun, saya selalu melakukan semacam muhasabah diri. Seperti tahun ini saya sudah melakukan apa, apakah sudah memenuhi target yang saya inginkan, apa yang bisa saya perbaiki, apa yang masih ingin saya capai. 

Don’t teach me, I love to learn

Berusaha belajar, meski belum ada yang mengajarkan. Bagaimana bisa? Tentunya dengan evaluasi diri, berusaha mengupdate, adakah ilmu yang perlu dipelajari dalam menunjang kehidupan sehari-hari yang sekiranya bisa meningkatkan kapasitas diri? 

Dari sejak lulus kuliah kemudian lanjut bekerja di ranah publik dan memiliki aktivitas yang cenderung monoton, berangkat, kerja, pulang, dan istirahat. Saya merasa kok selepas kuliah saya hanya punya aktivitas di kantor saja ya. Maka ketika ada keluangan waktu dan finansial, saya putuskan mengikuti beberapa aktivitas yang dapat menambah skill saya. Sebut saja kelas pengembangan diri, belajar Bahasa, hingga belajar memainkan alat musik saya lakukan. Alhamdulillah jadi punya pengalaman merasakan banyak hal dan bertemu kawan baru, termasuk ketika bergabung dengan IP ini adalah salah satu proses yang saya tempuh agar tetap belajar.

I Know I Can Be Better

Seorang Ibu Profesional, dalam perannya sebagai perempuan, istri atau ibu, harus memiliki pandangan bahwa saya bisa menjadi lebih baik, berupaya untuk memperbaiki diri setiap waktu. Bagaimana caranya agar dapat menjadi lebih baik? Bisa dengan belajar ilmu baru, mengevaluasi hasil yang kita capai dan meminta saran dari orang terdekat agar lebih tahu kelemahan kita. Saya sendiri dalam proses awal sebagai ibu rumah tangga, saya masih kesulitan dalam hal memasak. masih kurang ini dan itu. Tapi seiring dengan bantuan suami, bertanya kepada kawan, ikut kelas memasak, dan berlatih lagi. Otomatis hal tersebut membangkitkan semangat saya bahwa saya bisa jadi lebih baik. Iya, dari yang setiap minggu pasti ada plester menempel di jari, sekarang sudah jauh lebih baik. 

Always On Time

Ibu profesional yang tidak hanya berperan sebagai individu, namun juga sebagai isitri dan ibu, artinya menjalani banyak peran di waktu yang bersamaan. Selalu tepat waktu dan memiliki manajemen waktu yang baik adalah bekal yang harus dimiliki. Saya sendiri hingga saat ini sudah terbiasa membuat log time sebagai bahan evaluasi  bagi diri sendiri. Dengan mencatat log time, saya bisa tahu apakah waktu yang saya miliki sudah digunakan secara maksimal atau belum.

Sharing is Caring

Saya bukan orang yang terbiasa berbagi kecuali ketika ada yang meminta. Ada keinginan saya suatu saat bisa berbagi ilmu yang saya miliki secara langsung. Namun saya pahami bahwa saya masih perlu belajar lebih dalam jika ingin berbagi ilmu yang sifatnya formal. Meski belum konsisten dan masih di level yang receh, untuk saat ini saya sudah mulai berlatih membuat konten melalui media sosial. Yah, belum yang canggih-canggih banget sih. Tapi boleh lah untuk jadi sekedar inspirasi dan referensi untuk orang lain.

Kalau boleh dinilai, kira-kira segini lah skor saya untuk karakter moral IP

Adapun karakter moral yang akan diasah pada pekan ini adalah ALWAYS ON TIME.

Sebenarnya ALWAYS ON TIME yang saya fokuskan disini adalah saya ingin lebih disiplin dalam melakukan rencana jadwal harian yang saya susun. Kadang nih..kadang..tapi suka keterusan ya…, apalagi semenjak berganti peran dari ranah public ke domestik yang sepertinya waktu luangnya lebih banyak tapi kok ternyata banyak hidden agenda yah aha. Tujuan utama saya adalah bagaimana saya dapat mengatur alokasi waktu yang saya miliki dengan lebih baik. Jangan sampai ternyata waktu luang yang saya miliki jadi terbuang sia-sia dan malah digunakan untuk hal yang kurang bermanfaat.


Mengulang kembali ke materi yang diberikan pada saat perkuliahan Foundation 12 tentang Manajemen Waktu Ibu Bahagia oleh Mba Dzikra I Ulya. Tidak lama setelah mendengarkan materi tersebut, saya langsung merasa wow, ini pas sekali untuk saya yang merasa setelah pindah haluan profesi sibuk di rumah kok jadi merasa kurang waktu untuk bisa serius mengerjakan sesuatu. Kalau biasanya saran yang disampaikan adalah diminta untuk membuat rencana aktivitas harian. Yang tentu saja sudah beribu-ribu kali saya lakukan.. Bikin rencana, to do list, and others you name it. Pada akhirnya ya yang memberikan hasil nyata tentu saja jika kita melakukan tersebut, meskiiii seringnya kaya aduh kok sudah sore belum ina inu sehingga jadinya nina ninu ngeles deh. Jadi focus kali ini, kami diminta membuat time log. Iya, time log. Biar ketahuan boncos waktu luang itu sebenarnya dimana gitu haha. Bisa ditulis manual atau pakai aplikasi. Saya putuskan untuk menggunakan aplikasi di handphone karena jaman sekarang dikit-dikit buka handphone yaaa. Dari saitu akan kelihatan oh seharian ini tuh saya ngapain aja. Please, jangan menuduh saya adalah orang yang rutin mencatat time log saya ya haha. Tapi alhamdulillah cukup sadar untuk mengingat oh sudah sekian meniT nih dipakai beristirahat, waktunya ke tugas selanjutnya.

Nah, dari time log tersebut kemudian saya evaluasi. Wow, ternyata saya kebanyakan istirahat. Kebanyakan scrolling. Contoh ya ini contoooh.

Tampilan aplikasi time log yang saya gunakan

Bisa kelihatan juga waktu yang kita habiskan Sebagian besar untuk aktivitas apa.

Dari hasil evaluasi time log yang saya buat, maka saya susun kembali prioritas saya. Sebenarnya saya ingin mengisi hari-hari saya denga napa sih? Selain dari rutinitas harian wajib seperti membersihkan rumah dan memasak yang bersifat esensial bagi kehidupan rumah tangga. Cek ricek lagi maka kemudian saya coba Menyusun kembali jadwal fokus saya. Sementara sifatnya masih harian nih jadwal punya saya. Meski sebenarnya saya sudah punya resolusi tahunan yang ingin saya capai. Gapapa kan sedikit yang penting konsisten. Kalau kata Mba Hamidah, jangan takut mencoba ya.

Nah untuk Menyusun jadwal fokus, saya menggunakan aplikasi juga di handphone. Hingga detik ini saya belum menemukan aplikasi yang sreg (yang tidak berbayar ya maksudnya). Tapi dari beberapa aplikasi saya gunakan Tusk dan Note Circle, di mana saya dapat menuliskan kegiatan yang sifatnya rutin harian atau insidental. Aplikasi ini juga dapat memberikan reminder kepada saya jika sudah tiba waktunya bagun dari kenyataan, eh maksudnya sudah waktunya berpindah fokus. Ya…paling tidak pas lagi curi-curi scrolling tuh ada yang ngingetin gitu. Beberapa aplikasi bahkan memberikan apresiasi berupa badge jika kita rajin melakukan check list saat selesai melakukan aktivitas yang kita catat. Berasa main game sekaligus kaya bangga karena melihat pencapaian diri sendiri dalam manajemen waktu.

Ini karena habis di restart jadi belum update lagi checklist hariannya *alasaaan




Nih, kalau rajin check in bisa dapet badge apresiasi.

Oh ya buat, menambah fokus pada saat melakukan aktivitas yang kurang saya sukai namun menjadi kewajiban, saya menggunakan metode Pomodoro. Sebenarnya bisa pakai aplikasi stopwatch aja tapi karena kurang menarik maka saya menggunakan aplikasi ZenFlip Lock agar berasa seperti sedang diawasi sampai aktivitas tersebut selesai. Biasanya saya gunakan untuk melakukan target membaca buku minimal 20 menit. Biar tidak tergoda untuk scrolling, lebih baik handphone dijadikan sebagai timer.

Namun jika teringat masa-masa bekerja, sebenarnya saya sudah praktek time log sejak saya bekerja lho. Beberapa orang yang dekat dengan saya pasti hafal kalau kemana-mana saya pasti membawa notes kecil warna pink. Biasanya saya gunakan untuk menulis saat ada pertemuan di kantor, menuliskan cek list apa saja yang saya lakukan hari itu, atau detail-detail lain yang memang perlu saya catat. Ada yang sampai bertanya, kitab sucinya mana mba? Hahaha. Dari notes kecil tersebut juga memudahkan saya untuk tracking rapat-rapat mana saja yang belum saya buatkan notulennya *lha iya please deh rapat mulu kapan kerjanya haha. Kalau Bahasa kerennya metode seperti ini tuh bullet journaling, Hayo anak bujo mana suaranya…

*intermezzo*

Barusaaaan banget melirik handphone dan muncul notifikasi untuk masak makan malam (pukul 16.00 WITA). Thank you for reminding me, honey.

Bismillah, semoga misi kali ini semakin menambah semangat dan tekad untuk menjadi Ibu Profesional. 


Comments

  1. wah..ternyata ada aplikasinya yah Mba?sy baru tw..hehe😬 terima kasih Mbak rekomendasi aplikasinya, cuzz sy langsung mampir ke play store..xixixi 😬🤭

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts