Memaknai Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga #MATRIKULASI 10 INSTITUT IBU PROFESIONAL


Bohong kalau bilang, "tidak terasa sudah sampai misi ke-5 ya" haha. Ga juga ding, memang tidak terasa waktu berlalu cepat, tapi insya Allah dalam prosesnya terasa karena memang harus dihayati dalam menikmati materi yang diberikan dan dalam pengerjaan misi setiap pos. 

Kali ini diingatkan kembali oleh Widya Iswara Rusna Meswari, bahwa Ibu Profesional itu yang "bersungguh-sungguh". Ya. Sesungguhnya bersungguh-sungguh itu wajib hukumnya dalam melakukan apa pun. Bukan hanya mengerjakan karena hanya sekadar menggugurkan kewajiban mengerjakan misis. Sayang sekali malah kalau harus skip 1 tugas jika tidak ada uzur. Apa pun itu dicoba dikerjakan, toh sebenarnya dengan mengerjakan misi ini kita dibimbing dan diarahkan secara perlahan, diingatkan kembali apa tujuan kita, bagaimana cara mencapai tujuan itu daaaan masih banyak lainnya yang tentu saja saya belum tahu karena masih ada 5 misi tersisa. Makin semangat apalagi setelah mendengarkan kisah WI Rusna Meswari, yang menceritakan mimpi- mimpi beliau yang sudah terwujud. Masya Allah, semoga suatu saat bisa memberikan banyak manfaat, minimaaaal banget ke keluarga sendiri. 

Materi kali in buat saya seakan memantapkan pemahaman saya kembali bahwa ini lo makna Ibu Profesional, bukan hanya sekedar "ibu" yang mengurus rumah, anak dan suami, tapi menjadi kebanggaan keluarga, terlepas dari peran di ranah domestik atau publik. Memahami bagaimana keluarga sebagai bagian dari peradaban dunia (iya, seserius itu). Mungkin kalau sebelum menikah ada semacam kelas wajib bagi calon pengantin, bisa jadi membuat seseorang berpikir masak-masak sebelum menikah (bukannya ga pro nikah muda ya, tapi memang nikah itu ga cukup hanya cinta dan finansial), karena keluarga adalah permulaan arsitek peradaban. Bahkan ada hadisnya, "Seorang perempuan adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya" (HR Muslim). Oiya, pengurus rumah tangga disini bukan berarti harus jadi IRT full ya... karena kalau mau mentafsirkan arti hadis dan yata Al Quran sebenarnya harus dilihat dari bahasa Arab aslinya yang mungkin belum ada padanannya dalam Bahasa Indonesia. Pokoknya mah, ya perempuan itu ada tanggung jawab yang harus dipenuhi terhadap suami dan anaknya, banyak juga kok contoh perempuan Muslim yang juga berkarir di ranah publik. Alhamdulillah karena bisa berkarir juga makanya kita bisa menikmati dokter-dokter perempuan yang kece dan cerdas, jadi ada banyak pilihan ketika berobat.

Kembali lagi ke makna Ibu Profesional adalah seorang perempuan yang :

  • Bangga akan perannya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya
  • Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bversungguh-sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik

(Materi Pos5 Matrikulasi #10 Institut Ibu Profesional)

Duh, gimana ya? Terus semua tanggung jawabnya hanya di ibu? Suami saya ga mau bantu nih. Anak-anak juga repot ga bisa diajak koordinasi. 

Nah, disini disampaikan juga 3 Mantra Ibu Profesional

  • Ngobrol bareng - ya sama suami dan anak, mau buat komitmen seperti apa, value keluarga yang dianut seperti apa
  • Main bareng - bikin project, trial and error, biar tahu yang mana yang cocok dengan keluarga kita
  • Diskusi bareng
Hmm, 3 hal yang terlihat sepele tapi ya solusinya memang itu ya, banyakin ngobrol, main dan diskusi bareng. Tatap mata suami dan anak, jangan tatap mata layar handphone aja *eeeeh

Jadi, jadi, silakan disimak, misi ke-5 saya di bawah ini. Sebenernya kalau diminta menuliskan indikator keberhasilan itu kan harus terukur ya parameternya, pakai metode SMART (spesific, measureable, achieveable, relevant, time-bound). Insya Allah, apa yang saya tulis sudah memenuhi metode tersebut yang diwujudkan dalam jadwal aktivitas harian. Psst, saya bahkan sampai pakai aplikasi Android untuk bikin jadwal, sekaligus untuk tracking seberapa banyak komitmen saya terhadap jadwal yang saya buat sendiri. Yah, masih belum 100% on schedule tapi tentu practice make progress kaaan. Namanya rencana manusia kan belum bisa mulus 100%, lha jalan tol aja juga ga mulus-mulus amat kok. 

Bye.







Comments

Popular Posts